Sunday, February 27, 2011

Bissmillah,

Sahabat, cara kita berucap bisa dengan mudah menyakiti orang lain, benar sekali yah pepatah populer “Mulutmu adalah harimaumu”. Sewaktu² mulut kita dapat “menerkam dan mencekam” diri kita sendiri.

Begitu juga dengan rasa kehilangan, kita akan merasa “kehilangan” sesuatu dan menyadari bahwa sesuatu itu berarti, ketika semuanya sudah pergi dari diri kita, begitulah, penyesalan selalu datang belakangan tidak pernah di awal sebuah kisah.

Selayaknyalah kita bersikap seperti kita berharap orang lain akan bersikap kepada kita. Ketika ingin suatu perubahan dari orang lain, terkadang kita lupa untuk merubah kebiasaan buruk diri kita juga. Seperti analogi “Rumput yang pendek disawah orang kelihatan, sedangkan Gajah yang besar di pelupuk mata tak terlihat”. Astagfirullah, begitu mudah kita menilai kesalahan² orang lain, mendiktenya dan menyakitinya dengan kalimat yang kita ucapkan, dengan nada suara yang kita keluarkan. Alhamdulillah, kalau kita bisa langsung menyadari kesalahan, akan merugi sekali ketika kita gak menyadari/ terlambat menyadari kalau kita telah menyakiti perasaan orang lain, terlebih kalau orang tersebut adalah orang yang begitu sayangnya pada kita dan sebenarnya juga kita sayangi, semoga masih ada kesempatan untuk memperbaikinya. Begitulah, ketika ego tidak disertai dengan super ego menjadikan segala sesuatu dominan atas keinginan diri kita, padahal dengan siapapun kita berkewajiban berkata baik, bukan hanya berdasarkan “maunya kita” saja. Wallahu’alam..

Sahabat, kadangkala kita terlalu sering mengharapkan pamrih dari orang lain. Luruskan niat, ketika memberikan apapun bentuknya mungkin itu cinta atau kasih sayang, dan perhatian kita kepada orang lain berilah semuanya dengan tulus hanya karena Allah semata, tidak perlu berharap orang yang kita beri cinta dan kasih sayang tersebut membalas dengan kapasitas cinta dan kasih sayang, juga perhatian yang sama besar/ lebih besar dari kita, percayalah bahwa Allah akan membalas dengan keindahan cinta dan kasih sayang-Nya yang Subhanallah besarnya.

So? Santai saja ketika kini engkau merasa sedih dan sakit karena merasakan semua yang diberi di sia²kan dan tak berbalas karena mungkin kini cinta dan kasih sayang kita sedang di uji tingkat ketulusan dan keikhlasannya, bukankah untuk mendapatkan hal yang “besar” ujian yang datang juga akan lebih besar? Karena dengan begitu InsyaAllah selamanya kita akan menghargai nilai dan arti sebuah “cinta dan kasih sayang” dan tidak akan kita sia²kan.

Maka mari kita mulai dengan lafaz Basmallah, luruskan niat kita untuk mencintai dan menyayangi “ia” yang kita cintai hanya karena mengharapkan cinta dan ridha Allah. Ganbatte!!!

Tersenyumlah dengan penuh ketulusan, lakukan yang terbaik untuk cinta dan hal apa saja dalam kehidupan kita dan selalu “belajar” untuk tidak PAMRIH, kecuali pada Allah.

Sahabatku, tentunya teori tidak semudah prakteknya, tetapi ku meyakini satu hal wahai sahabatku. Dimana ada kesungguhan “usaha” akan ada jalan yang dimudahkan, sesulit apapun hal tersebut untuk kita lakukan.
Hidup itu sederhana, berani bermimpi lalu mewujudkannya.. *Allah Bless Us, just do our best and send our sweet smile for everything we do. Right?* ^_^

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Ayo-ayo tanggapin :) makasih yah..

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home