Tuesday, August 18, 2009

Elia Abu Madhi berkata:

Orang berkata, “Langit selalu berduka dan mendung“. Tapi aku berkata, “Tersenyumlah, cukuplah duka cita di langit sana“.

Orang berkata, “Masa muda telah berlalu dariku“ Tapi aku berkata, “Tersenyumlah, bersedih menyesali masa muda takkan mengembalikannya“.

Orang berkata, “Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku merana dan berduka. Janji² telah mengkhianatiku ketika kalbu telah menguasainya. Bagaimana mungkin jiwaku sanggup mengembangkan senyum manisnya“. Maka akupun berkata, “Tersenyum dan berdendanglah kala kau membandingkan semua umurmu kan habis untuk merasakan sakitnya“.

Orang berkata, “Perdagangan selalu penuh intrik dan penipuan, ia laksana musafir yang akan mati karena terserang rasa haus“. Tapi aku berkata, “Tetaplah tersenyum, karena engkau akan mendapatkan penangkal dahagamu. Cukuplah engkau tersenyum, karena mungkin hausmu akan sembuh dengan sendirinya. Maka mengapa kau harus bersedih dengan dosa dan kesusahan orang lain, apalagi sampai engkau seolah² yang melakukan dosa dan kesalahan itu?“.

Orang berkata, “Sekian hari raya telah tampak tanda²nya seakan memerintahkanku membeli pakaian dan boneka². Sedangkan aku punya kewajiban bagi teman² dan saudara, namun telapak tanganku tak memegang walau hanya satu dirham adanya“. Ku katakan: “Tersenyumlah, cukuplah bagi dirimu karena Anda masih hidup, dan engkau tidak kehilangan saudara² dan kerabat yang kau cintai“.

Orang berkata, “Malam memberiku minuman 'alqamah“. Ku berkata,“Tersenyumlah walaupun kau makan buah 'alqamah. Mungkin saja orang lain yang melihatmu berdendang akan membuang semua kesedihan. Berdendanglah apa kau kira dengan cemberut akan memperoleh dirham atau kau merugi karena menampakkan wajah berseri?. Saudaraku, tak membahayakan bibirmu jika engkau mencium, juga tak membahayakan jika wajahmu tampak indah berseri. Tertawalah, sebab meteor² langit juga tertawa, mendung tertawa, karenanya kami mencintai bintang²“.

Orang berkata, “Wajah berseri tidak membuat dunia bahagia yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah“. Ku katakan, “Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah tersenyum“.


From: Buku Lâ Tahzan - DR. ‘Aidh al-Qarni

Labels:

4 Comments:

At 3/26/10, 5:09 PM , Blogger Rifai-Prairie said...

aKU BERKATA DENGAN WAJAHKU YANG BAHAGIA ORANG AKAN IKUT BAHAGIA,HEHEHEHE...

 
At 4/18/10, 11:17 PM , Blogger triyanti said...

^_^ berilah senyuman pada siapa saja, maka seluruh dunia akan tersenyum padamu :)

 
At 7/3/11, 9:16 PM , Anonymous Ahyo said...

la tahzan..
buat apa sedih, jika kesedihan itu tidak dapat menghapus dirinya sendiri.. tersenyum dan bahagia adalah pilihan terbaik.

Salam kenal Yanti..

 
At 7/6/11, 11:00 PM , Blogger triyanti said...

Salam kenal Ahyo :)
Subhanallah, terimakasih telah membaca tulisan yanti padahal postingannya sudah cukup lama ^_^ syukran sudah berkunjung Ahyo..

 

Post a Comment

Ayo-ayo tanggapin :) makasih yah..

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home