Thursday, August 03, 2006

= WAKTU PRIORITAS =

Ada kalanya waktu terasa lewat begitu saja. Terutama ketika Anda
menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Anda yang mengalaminya biasanya
akan sedikit kaget karena tiba-tiba arloji di tangan sudah
menunjukkan saat akhir jam kantor. Teman yang memperhatikan akan
bilang Anda sedang sibuk. Benarkah Anda sibuk?

Mungkin memang begitu adanya. Tetapi jangan-jangan Anda, atau teman
yang begitu, sebetulnya sedang menghadapi tekanan tertentu, seperti
perasaan ingin menghindar, merasa ditolak, atau kadar percaya diri
sedang turun. Lili, seorang teman saya, mengaku pernah sengaja
berlagak sibuk seharian di kantor lantaran menghindar dari kondisi
terjepit antara ajakan makan siang bareng oleh sang pacar dan
sahabat sejak jaman kuliah yang akan datang mau menawarkan bisnis
baru. Sementara itu ada undangan lunch break sambil merayakan ultah
seorang teman sekantor di sebuah tempat yang cozy. Kebingungan
semacam itu kerap muncul dari tipe orang yang ingin menyenangkan
setiap orang.

Dia tak mau seorang pun kecewa karena ditolaknya. Bisa saja kita
memberikan saran untuk berani berkata 'tidak.' Namun, bagi orang
dengan tipikal demikian itu tidaklah mudah. Sebab, kecenderungannya
dia selalu mengiyakan dan membuat komitmen. Jadi? Yang dibutuhkan
Lili sebetulnya sedikit saja sikap egois, tapi egois yang positif.
Lili mestinya mampu mengukur kemampuan diri dan waktu tersedia.
Kalau memang sudah melebihi kapasitas diri, mengapa tidak sekali-
kali menolak ajakan walau itu menggiurkan. Dan, Lili pun harus
menetapkan prioritas-prioritas waktu. Bukankah makan siang dengan
pacar bisa diganti dengan makan malam yang lebih romantis.

Seharusnya bisa mengucapkan selamat ultah, toh yang sedang
berbahagia adalah teman sekantor? Lebih baik menemui sahabat lama
sambil mengeratkan silaturahmi dan mendapat bisnis baru, siapa tahu
memang cocok? Lili rupanya perlu tegas dengan catatan di buku
agendanya. Ia tidak boleh ragu menempatkan urutan mana yang
didahulukan ketika ada waktu yang bersamaan di antara dua atau lebih
kegiatan. Yakinlah orang lain bisa mengerti dengan penolakan Anda
kali ini. Yang penting hubungan sosial tetap erat namun pencapaian
kerja juga sukses.

Sementara Linda, teman saya lagi, mengaku amat bersemangat kalau
banyak kesibukan dari waktu ke waktu. Ia selalu bangun pagi-pagi
sekali untuk membereskan rumah karena tidak nyaman meninggalkan
rumah dalam keadaan bak kapal pecah. Setelah itu olahraga agar daya
dukung fisik optimal guna mendukung padatnya jadwal kegiatan. Namun,
kata Linda, kerap dirinya kelelahan dan melampiaskan ke orang-orang
di sekeliling, apakah dia pasangannya, anak, atau bahkan saudara dan
juga di kantor sehingga anak buah menjadi korban. Linda serupa
dengan Anda. Dia ingin sukses sehingga harus bekerja keras sepanjang
waktu.

Tidak ada baginya waktu untuk pergi makan siang dengan teman bahkan
sekadar menengok koran atau majalah mingguan untuk mengerti
perkembangan. Memang, waktu perlu dihargai, tetapi apakah dengan
mengorbankan kehidupan sosial yang juga penting? Jangan sampai
maksud hati meraih sukses tinggi dan memenuhi ambisi namun tidak
bisa lantaran gagal dalam hal hubungan sosial. Sehingga kata-kata
marah mudah meluap begitu saja kepada anak buah dan orang terdekat.
Maksudnya, Linda perlu sedikit mengendurkan jadwalnya sehingga
tersedia waktu untuk orang-orang dekat yang memperhatikannya. Lagi
lagi masalah Eli.

Dia sering kehilangan waktu untuk mengerjakan hal-hal utama yang
akhirnya terburu-buru untuk menyelesaikannya. Ini terjadi lantaran
Eli senang memikirkan apa saja sampai hal-hal yang sebenarnya tidak
terlalu harus dipikirkan. Dia ternyata banyak memiliki ide di
kepalanya sehingga tidak mampu fokus dan malah banyak membuang
waktu. Jika Anda serupa Eli maka sebaiknya Anda perlu alarm yang
selalu mengingatkan.

Mungkin tidak perlu dengan dering handphone yang selalu ikut ke mana
pun Anda pergi. Namun, berupa catatan di buku agenda atau secarik
kertas di layar monitor atau di saku. Yang terpenting Eli perlu
memberi waktu untuk sebuah aktivitas dengan rentang waktu yang cukup
panjang. Jika menyusun laporan yang biasa orang lain selesaikan
setengah jam maka Eli harus satu jam. Sementara setengah jam
lebihnya adalah ruang untuk ke luar ide-ide lain, atau sekadar untuk
menyapa teman yang lewat dan mengganggu fokusnya.



Sumber: Waktu Prioritas oleh Mien R. Uno, Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (Kiriman Kk Terbaik-qu)

0 Comments:

Post a Comment

Ayo-ayo tanggapin :) makasih yah..

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home